Minggu, 04 November 2007

Ada yang Mau Kiriman dariku???

Ada Yang Mau??
Aku ingin marah!!!
Tapi pada siapa???
Aku ingin menangis!!!
Tapi buat apa???
Aku ingin tertawa!!!
Tapi karena apa???
Aku memang sedang marah! Tapi aku tak tahu, marah pada siapa?
Aku memang sedang menangis! Tapi aku pun bingung, apakah kiranya yang aku tangisi?
Aku memang sekarang tertawa! Tapi, aku heran!! Adakah yang lucu?
Kesal, sedih, dan bahagia!
Kenapa perasaan ini bisa datang sekaligus?!
Membuatku bingung! Membuatku pusing!
Aduh!!
Aku kesal!!!
Ingin rasanya aku melempar asbak seberat 5 kg kebatok kepala orang disampingku!
Tapi, Ya Tuhan, orang itu salah apa,
sehingga harus menerima lemparan asbak dariku???
Ingin rasanya kucabik-cabik wajah teman dekatku,
biar hilang sedikit rasa kesal ini!
Tapi, Astaghfirullah…!!
Dia sudah berbuat apa padaku sehingga aku tega mencabik-cabik wajahnya…
Sudah gilakah aku???
Yang benar-benar dapat kulakukan sekarang
hanyalah mencoret-coret selembar kertas putih bersih,
sampai hilang rasa kesal dan marah ini…
Aku ingin berteriak!!
Menumpahkan kesedihan ini!
Biar semua orang tahu!
Biar semua orang turut merasakan!
Tapi, apakah dosa orang-orang disekelilingku,
hingga mereka harus mendengar teriakanku yang penuh beban??
Yang hanya bisa kulakukan sekarang hanyalah duduk dipojok kamar,
sendiri,
menangis tersedu dengan airmata yang mengalir turun,
deras berderai..! !
Sekali lagi, aku ingin bertanya,
Sudah gilakah aku???
Aku ingin tertawa lepas!!!
Tanpa harus tahu apa yang lucu!
Ingin tertawa sepuasnya sampai mata ini mengeluarkan air mata,
dan perut ini melilit sakit, saking bahagianya!!
Tapi, apa yang dapat kupikirkan hanya mampu
membuatku meneteskan air mata kesedihan!?
Kali ini aku hanya dapat tersenyum,
saat kukenang masa-masa indahku…
saat masih berada dipelukan ibu,
dituntunnya saat berjalan,
didekapnya erat saat terjatuh,
diberikannya senyum
saat aku menceritakan hal-hal yang lucusaat berada dikelasku, nol kecil…
Ya!! Aku ingat itu semua!!
Dapat kudengar ditelingaku melalui memori masa kecilku,
lagu-lagu yang kerap kunyanyikan saat aku masih berumur 4 tahun…
Sungguh sebuah kidung indah,
yang mampu hapuskan lara,
mengganti tangisan dengan senyuman….
Yogyakarta, 30 Oct ‘07
By : Nawang FP

Petuah dari sang Maestro

Silabus Renungan bagi kita kaula muda
Hakekat sifat kita adalah diam,
Berbicara hanya sekedar tambahan
Lagu yang tergolek sunyi didalam hati seorang ibu,
mengalun merdu lewat bibir anaknya
Amatilah omongan anda,
karena itu merupakan cermin tingkah laku anda.
Amatilah tingkah laku anda,
karena itu merupakan cermin dari karakter anda.
Ada Rp.86.400 detik dalam sehari!!
Kita harus membelanjakan waktu dan memanfaatkannya dengan baik karena waktu itu akan musnah…
Jika anda ingin tahu pentingnya waktu 1 tahun, tanyakan pada anak SMU yang ga’ lulus.
Jika anda ingin tahu pentingnya waktu 1 bulan, tanyakan pada seorang ibu yang melahirkan bayi prematur.
Jika anda ingin tahu pentingnya waktu 1 minggu, tanyakan itu pada editor majalah mingguan.
Jika anda ingin tahu pentingnya waktu 1 detik, tanyakan itu pada seorang pelari yang sedang berlomba.
So, sudahkah anda menggunakan sisa waktu yang anda miliki saat ini, dengan baik???
Yogyakarta, 31 Oct ‘06

My Poems

Bait Puisi dari sang Maestro

Jika ahli kimia dapat menyarikan dari bagian-bagian hatinya
rasa kasihan, hormat, damba, kesabaran, sesal, kejut,
dan maaf, dan menjadikannya satu kesatuan, maka
dia telah menciptakan sebuah atom yang disebut
CINTA
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama
dan pendekatan yang tekun.
Cinta adalah anak kecocokan jiwa dan jika itu tak pernah ada,
cinta tak akan pernah tercipta
dalam hitungan tahun, bahkan milenia.
Ketika cinta memanggilmu, ikutlah dengannya
Meskipun jalan-jalan yang kau tempuh keras dan terjal
Ketika sayap-sayapnya merengkuhmu, serahkan dirimu padanya
Meskipun pedang-pedang yang ada dibalik sayap itu
mungkin akan melukaimu
Dan jika ia bicara padamu, percayalah
Meskipun suaranya akan membuyarkan mimpi-mimpimu
bagaikan angin utara
yang memporakporandakan petanaman

By : Nawang
Disadur dari puisi-puisi Kahlil Gibran

Part I

“Astaghfirullah…!!”
By : Gee
“Aaaaahhh…..” Sudah berkali-kali desahan
seperti itu keluar dari mulutku.
Lebih tak terhitung lagi hembusan
nafas kekesalan keluar dari hidungku.
Seperti hari-hari biasanya, kemarin, hari ini,
dan mungkin juga besok, Aku berjalan dengan langkah gontai
dari kampus menuju kost-kosanku
yang jaraknya lumayan jauh.
Dan juga seperti biasanya, matahari bersinar terik memanggang
ubun-ubunku. Belum lagi ditambah perut
yang keroncongan memanggil-manggil minta diisi.
Kulirik alba di pergelangan tanganku.
Yach, wajar sich, saat ini sudah jam satu.
Sudah waktunya untuk mencukupi kebutuhan lahiriahku.
Mau makan dikantin, uang bulananku sudah
3S2P alias sangat sangat sangat pa-pasan.
Paling, kiriman telat lagi, seperti biasanya.
Makanya, untuk jajan dikantin aku perlu mikir 3X.
Bulan-bulan terakhir ini aku memang sudah jarang menginjakkan kaki ditempat yang namanya kantin kampus.
Andalanku hanyalah warung Bu’ Jamilah yang
menjual makanan dengan harga yang, kali ini,
3S2M alias sangat sangat sangat murah meriah.
(hehe) Apalagi, hari-hari terakhir ini,
aku sering mendapat bonus ekstra, sayur yang lebih banyak dari biasanya.
Mungkin, Bu’Milah (panggilan akrabku terhadap beliau, hehe)
terenyuh melihatku karena selalu memesan nasi sayur + teroris (tempe rong iris, andalan anak-anak kost).
Lucu juga, jika mengingat nasibku
yang lumayan miris (atau miris banget, malah!!).
Bibir yang tadinya sudah menekuk 5 cm menarik kekiri kekanan
membentuk sebuah guratan senyum. Ga’ wajar sich,
kalau mengingat genderku yang cowok, cemberut seperti
yang biasanya dilakukan oleh kaum hawa saat lagi ngambek.
Namun lagi-lagi senyum itu tiba-tiba pudar ketika mataku tertuju pada alas kaki lusuh yang setia menemaniku.
Emang sich, masih lumayan bagus, tapi… jika dibandingkan
dengan teman-teman yang sepetunya
tiap hari bisa ganti, rada minder juga.
Jangankan buat beli sepatu baru, buat beli pembersih wajah
(jelek-jelek begini aku termasuk tipe cowok feminis
yang mementingkan wajah) aja aku masih mikir-mikir.
Semenjak datang kekota pelajar ini buat kuliah,
wajahku memang jadi tambah hancur. Jerawat jadi bertambah dua kali lipat.
Bayangin aja, tiap hari musti kena debu campur
keringat plus otak stress karena mikirin proposal
yang aku ajuin ke ayah buat beli motor tak kunjung ada kata setuju.
Padahal, motor bekas, kan, hanya 5 jutaan…
Ahh, emang dasar ayah saja yang terlalu pelit dan pilih kasih!!
Rasa males jalan+malu membuatku semaki n gencar
melayangkan serbuan ke ayah, baik dengan cara halus(merayu),
atau dengan cara ‘agak’ kasar (marah-marah plus menggerutu).
Lebih-lebih karena ga’ punya motor, aku jadi ga’ bisa nyari gebetan.
Mana ada, cewek jaman sekarang yang mau diapelin jalan kaki?!
Tapi tiap kali ditelpon, jawaban ayah hanyalah
Ya, nanti ayah pikir-pikir lagi. Atau kalo’ ga’ ghitu,
“kamu khan tahu, adikmu tahun depan sudah lulus dan mau ngelanjutin kuliah juga, kayak kamu. Jadi kamu harus…..”
bla…..bla….bla….. Ujung-ujungnya, pulsa siemens jelekku
yang jarang-jarang terisi jadi habis gara-gara mendengarkan
ceramah-ceramah ayah yang menurutku ga’ mutu sama sekali!!
Yach, jadi ga’ bisa lagi neror cewek-cewek dengan kata-kata manis lagi, dech!! Padahal, andalanku buat memikat hati
cewek-cewek khan hanya ponsel jelek itu?! “Aaaahhhh!!!”


bersambung yah coyy...buka trus halaman selanjutnya,,,

Analisis Situasi Mizone

ANALISIS SITUASI
MIZONE


Dalam menganalis situasi dalam sebuah perusahaan
pada dasarnya diperlukan lima unsur penting.
Kelima unsur penting tersebut adalah konsumer, produk, kompetitor, firma/perusahaaan, dan environtment/lingkungan.
Dalam studi kasus kali ini, saya ingin menganalisis mengenai brand
dari suatu produk minuman kesehatan yang baru-baru ini agak down
karena diakibatkan oleh isu-isu adanya campuran
Natrium Benzoat/bahan pengawet dalam bahan dasar pembuat produk minuman tersebut.
Ya, Mizone!!
Saya kira para pembaca sudah tahu tentang kasus apa
yang akan saya bahas dalam paper/tugas kali ini,
karena merk minuman tersebut sudah cukup akrab berada ditelinga pambaca.
Saya kira, kasus tersebut sangat baik untuk dianalisis
karena melihat beberapa kenyataan, mengenai strategi komunikasi
pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan brand tersebut untuk
mengembalikan kembali loyalitas Customers-nya.
Untuk itu, saya akan mulai dari unsur yang pertama untuk proses analisis situasi ini, yaitu mengamati konsumer sebagai penikmat/pengguna produk.

1. Konsumer

Awal Desember 2006 lalu, Mizone mendapatkan sebuah pukulan yang amat keras.
Para konsumernya yang semula merupakan pengguna produk yang loyal/setia,
secara serempak berbalik arah menjadi antipati terhadap produk Mizone.
Banyak diantara konsumen, (termasuk saya sendiri) yang kecewa
dengan salah satu produk minuman kesehatan yang satu ini.
Bagaimana tidak, Mizone, yang diakui sebagai produk yang lumayan bagus
dengan harga terjangkau ini, ternyata secara tidak langsung
menipu para konsumernya (anggapan para konsumernya).
Mizone diakui sebagai produk minuman kesehatan yang menggunakan bahan pengawet; yaitu Natrium Benzoat. Banyak dari konsumer yang mendengar
atau menonton iklan dari para kompetitor Mizone berganti arah.
Mereka tidak lagi percaya dengan produk yang biasanya mereka nikmati tersebut. Bahkan ketakutan dan sikap antipati
yang mereka lakukan tak hanya mereka tunjukkan bagi diri sendiri,
tetapi juga bagi orang lain. Buktinya sering sekali saya dapatkan
dari pengamatan tingkah laku orang-orang disekitar saya sendiri, dulu,
saat isu mengenai bahan pengawet Natrium Benzoat sedang gencar-gencarnya diberitakan.
Banyak para pengguna setia Mizone beralih ke, sebut saja Vitazone.
Hal ini dikarenakan, dari iklannya saja, terlihat jelas bahwa Vitazone
ingin menunjukkan bahwa Vitazone bukanlah produk minuman kesehatan
yang menggunakan bahan pengawet seperti produk-produk minuman kesehatan ‘lainnya’. Selain itu, saat mereka melihat orang lain
masih tetap saja mengkonsumsi Mizone, mereka pasti langsung mencegah atau berkomentar tentang bahan pengawet yang terkandung didalamnya.

2. Produk
Secara Produk sendiri, Mizone sudah dikemas dengan Packeging yang lumayan menarik. Dengan kemasan botol berwarna biru dan
ukuran simpel yang mudah dibawa kemana-kemana,
Mizone layak disebut sebagai minuman kesehatan para pecinta olahraga,
dan orang yang beraktivitas tinggi.

3. Kompetitor / Pesaing
Sebagai produk minuman kesehatan dinegara yang heterogen seperti Indonesia,
Mizone tentunya bukanlah satu-satunya produk
dengan karakterisasi minuman kesehatan.
Banyak sekali kompetitor yang bergerak dalam bidang yang sama dengan Mizone.
Untuk kasus ini, saya mengambil satu contoh produk minuman
kesehatan yang jika dilihat sepintas sangat mirip dengan karakteristik Mizone. Vitazone!! Saya kira pembaca sebagai
pengguna maupun pengamat iklan (sebagai salah satu alat komunikasi perusahaan terhadap konsumer) yang baik sangat menyadari adanya persaingan yang kuat
antara Mizone dengan Vitazone.
Hal ini bisa kita lihat dari iklan-iklan yang ditampilkan oleh Vitazone sebagai kompetitor. Dalam iklan tersebut
sangat jelas terlihat bagaimana Vitazone memanfaatkan ‘cedera’ maupun
‘cacat’ produk Mizone yang kemarin diisolir menggunakan Natrium Benzoat
sebagai bahan pengawet dalam produknya.
Hal tersebut ternyata tidak disia-siakan oleh Vitazone.
Dengan sigap Vitazone memanfaatkan berbagai media baik itu melalui iklan dikoran (media cetak),
Billboard dijalan-jalan strategis, ataupun melalui iklan ditelevisi.
Terlebih lagi, sejak awal muncul, Vitazone sudah memposisikan dirinya sebagai minuman kesehatan tanpa bahan pengawet.

4. Perusahaan / Firma
Perusahan dari Mizone sendiri sebenarnya tidak tinggal diam.
Berbagai cara dan usaha mereka lakukan demi mengembalikan nama baik Mizone
dan perusahaan. Setelah terdengar kabar tak sedap dari berbagai media
dan dari berbagai perilaku konsumen yang terlihat,
Mizone langsung mengadakan konferensi pers.
Klarifikasi tentang Natrium Benzoat langsung dilakukan.
Wartawan memang banyak yang datang, namun liputan media tampaknya
tak banyak yang terbaca oleh para konsumer.
Hal ini tentu saja tetap merugikan pihak Mizone.
Sayangnya, Mizone tak terlalu banyak menggunakan kemampuan PR (Publik Relation) mereka. Itulah sebabnya, ketika timbul pertanyaan mengapa Mizone
yang selama ini dinilai sudah cukup matang dalam memasarkan
Produknya langsung down begitu saja ketika diserang isu mengenai
bahan pengawet Natrium Benzoat, jawabannya adalah,
Mizone kurang mengoptimalkan peran public relation yang mereka punyai.
Satu hal yang begitu tertarik untuk saya kutip dari majalah B&B,
dalam artikel Duo Zone yang ditulis oleh Silih Agung Wasesa,
seorang Managing Director Asia PR, perusahaan pencitraan merek, dan Dosen pemasaran di London School of Public Relation_Jakarta, referensi saya dalam menulis tugas ini;

“ satu hal yang membedakan mengenai peran PR dan iklan adalah paradigma yang mereka gunakan saat mengkomunikasikan sebuah merek. Kalau paradigma iklan berangkat dari keunggulan produk, maka public relation justru berangkat dari keberatan masyarakat terhadap merek tersebut. Informasi yang di-share oleh public relation harus mampu menjawab keberatan publik terhadap sebuah merek.”

5. Lingkungan / Environtment
Dalam lingkungannya sendiri, Mizone jelas-jelas berada dalam posisi
terhimpit. Bagaimana tidak, banyak sekali media
yang memberitakan hal tersebut. Terlebih lagi, munculnya artikel dari dua media besar di Indonesia, Republika dan tabloid Nova mengenai produk-produk yang mengandung bahan pengawet.
Artikel tersebut juga didukung oleh data yang kredibel
dari lembaga penelitian di Eropa.
Dalam kasus ini, Vitazone mampu mengangkat kepentingan produknya
dengan isu publik; dan ketika media massa menangkap ini,
terciptalah ketakutan publik yang membuat kalang kabut kompetitornya.
Maka dari itu, hal yang menurut saya dapat kita tarik dari adanya
kasus diatas adalah perusahaan semestinya harus betul-betul
mengoptimalkan peran dan fungsi seorang PR
sebagaimana mestinya agar keberatan maupun komplain-komplain
mengenai produk dari perusahaan dapat langsung
teratasi tanpa menjalar menjadi suatu masalah yang besar.

oleh : Nawang Fatma Putri
(penulis adalah mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi, UMY)

Globalisasi Media

The Duty of Sosiological Communication
"Anything, Anytime, Anywhere."
MEDIA GLOBALIZATION
Oleh : Nawang Fatma Putri
(penulis adalah mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi,
Universitas Muhammadyah Yogyakarta)

Ketika membuka buku Understanding The Media, Eoin Devereux : 31,
saya tertarik dengan salah satu tulisan yang bunyinya;
"The global telecommunication companies use an AAA paradigm: Anything, Anytime, Anywhere."(see Negro'ponte 1995:174)

Yup!! Apapun, Kapanpun, Dimanapun.
3 kata kunci tersebut sebenarnya sangat cocok untuk menggambarkan
situasi atas globalisasi media saat ini.
Perkembangan teknologi komunikasi telah memasuki era ke-4,
dari era yang pertama Era Komunikasi Tulisan,
dimana era ini mengatasi hambatan jarak dan memori yang terbatas;
era yang kedua: Era Komunikasi Cetak, mengatasi hambatan waktu dan jarak yang lebih flexibel dari tulisan;
era yang ketiga; Era Komunikasi Telekomunikasi
, mengatasi hambatan feedback antara sumber dan penerima;
dan yang keempat : Era Komunikasi Interaktif yang tidak hanya mengatasi hambatan waktu, tempat, jarak, dan feedback yang 2 arah.

Dalam era ini, komunikasi yang dipakai dapat menjadi
komunikasi 2 arah dengan adanya third messages,
serta respon yang berkesinambungan antara sumber dan penerima
Zaman global seperti saat ini memudahkan manusia untuk melakukan komunikasinya. Terlebih dengan adanya media global.
Tak ada lagi hambatan-hambatan klasik seperti jarak tempuh yang jauh, sehingga membutuhkan waktu yang lama, memori yang terbatas,
dan masalah-masalah klasik lainnya.
Tidak!! Media global, sebagai alat komunikasi dizaman global telah mengalami perubahan. Bahkan kini, dengan adanya perubahan tersebut,
tak ada lagi sekat antara ruang dan waktu.

Saat ini, kita sudah tidak memerlukan lagi waktu berhari-hari
untuk mengirim surat pada teman, baik dalam skala lokal,
maupun interlokal. Kita dapat menggunakan e-mail.
Banyak hal yang dapat kita lakukan dengan e-mail.
Chatting, bertukar friendster, atau, seperti yang sekarang sedang anda lakukan ; menikmati tulisan yang sudah diposting ke blog.
Kita juga bisa mendengarkan musik dari sebuah benda kecil bernama i-pod.
Tak perlu repot-repot lagi membawa radio, vcd, atau music player lainnya yang berukuran besar. Kita bisa menggunakan media kapanpun dan dimanapun kita mau,
bahkan sambil melakukan beberapa hal sekaligus; masak, belajar, berkendara,
atau bahkan sambil jogging! Alangkah mudah dan praktis, bukan?
Tak hanya itu, lewat media global, kita dapat mengkonsumsi pesan kapanpun kita mau, tidak perlu tergantung dengan si pemberi pesan.(asynchronus).
exp: kita dapat menonton tayangan ulang sinetron yang tak sempat kita tonton sebelumnya melalui internet.
Namun tunggu dulu!!! Media global tak hanya membuat kita comfort to use it,
tetapi juga secara tidak langsung memisahkan kita dari tatanan budaya
yang terkadang tidak kita sadari.
Kecanggihan teknologi media global membentuk manusia jadi lebih
malas karena semua sudah tersedia secara instan, belum lagi, adanya ketergantungan/addicted akan penggunaan media.
Contohnya saja Hand Phone (Hp). Seberapa banyakkah 'manusia zaman sekarang'
yang bisa bepergian dengan nyaman saat Hp, sebagai alat komunikasinya,
tertinggal disuatu tempat?? Tak banyak, saya kira!
Selain itu, bayangkan saja, sekarang, melalui program bernama internet,
manusia jadi lebih terlihat individualis. Dan kita bisa melihat contoh lainnya disekitar kita.
Penggunaan media global memang mebuat hidup kita lebih praktis.
Namun, jika digunakankan secara berlebihan dan tak tepat penggunaannya,
hidup kita bisa dikendalikan dengan yang namanya teknologi!!
Padahal, seperti yang kita ketahui, teknologi sendiri diciptakan oleh manusia,
dan sudah sepantasnyalah manusia yang menguasai dan mengendalikan teknologi,
bukan sebaliknya!! Namun, terlepas dari sisi mana kita memandangnya;
positif, atau negatifnya sebuah media global,
anomasi globalisasi merupakan perspektif dimana kita dapat
memandang dari satu sisi betapa dunia ini tampak kecil
dan seperti semakin menjadi satu,
dimana hal itulah yang kita kenal sebagai Global Village.(*)

Yogyakarta, 4 November 2007-11-04
(2006 053 0066)

Pralangga.blogspot.com

pralangga.blogspot.com

Luigi Pralangga, seorang staff anggota yang bergabung
dengan UNMOVIC (United Nations Monitoring Verification dan Inspecction Commission), sebuah badan PBB dengan misi pemeriksaan senjata.
Luigi dikirim ke Monroavia, sebuah kota di Liberia,
Afrika Baratn sebagai anggota staff UN.
Pertama, saat membuka sebuah blog yang kupilih dari blog-blog
yang ada dalam tugas ICT, aku sama sekali ga' ngerti sedikit pun
tentang apa itu UNMOVIC, UN, atau banyak istilah lainnya.
Namun ketika sudah mulai membaca sedikit demi sedikit tulisan yang diposting
ke dalam blog berjudul pralngga ini, aku jadi bersyukur sekali dapat memilih dan membuka blog tersebut.
Pralangga merupakan sosok dengan karakter yang bisa dinilai;
asyik bangett…. Dia punya esense of humor yang tinggi.
Tulisan-tulisan yang ia posting kedalam blognya sangat merakyat,
dan tentunya, bisa membuat orang sakit perut karena joke-jokenya yang lucu abis. Tulisan-tulisannya, yang lebih cocok jika disebut diary pralangga ini banyak menghasilkan sebuah pemikiran dan renungan-renungan
yang dikemas dengan bahasa santai.
Anda semua bisa mendownload tulisannya yang diberi
judul Monrovia Cemetery ; sebuah renungan.
Dari tulisan yang benar-benar sarat akan renungan tersebut,
mungkin kita akan menilai bahwa pralangga merupakan sebuah sosok yang alim…J, meskipun dari beberapa tulisannya yang ia posting kedalam blognya
terdapat beberapa kata yang sedikit 'nyeleneh'.
Namun, yah, it's him…benar-benar sosok yang unik bin ajaib.

Meskipun berada jauh dari kampung halamannya,
pralangga tak meninggalkan apa yang disebut agama.
Banyak kan, kita dengar, beberapa teman atau kenalan
yang saat ini berada diluar negri yang melupakan begitu saja syariat2 agama.
Yah, paling tidak, kita bisa belajar dari mas pralangga…
Jauh dari keluarga dan anak-anaknya juga tak membuat pralangga
lupa pada semuanya. Bahkan, ketika abigail.
Sang putri ciliknya ulangtahun,
ia menyempatkan diri untuk pulang ketanah indonesia raya tercinta ini.
Padahal, ia hanya diberi izin cuti selama 2 minggu,
(kalo' ga' salah. maaf pembaca, ingatannya terbatas).
Setelah berhasil medapatkan tiket dan memebereskan segala keperluannya,
sang ayah pun berangkat. Ga' kebayang betapa bahagianya Abigail
ketika bisa merayakan ulangtahunnya dengan sang ayah.

Jika ditanya tentang hobi manusia unik yang satu ini,
aku mungkin hanya bisa menyebutkan satu. Dari blognya,
dapat dilihat lumayan banyak foto-foto yang nampang disitu.
Yup! Fotographi. Aku kira, pralangga suka dengan yang namanya
motoin banyak hal yang terjadi disekelilingnya.
Bahkan, foto-foto yang kadang kita ga' kepikiran buat njepret,
malah jadi unik bin menarik dibuatnya.
Hal yang bisa diperoleh dari blognya mas pralangga ini banyak banget.
Salah satunya, kita harus bersyukur, kita masih diberi kesempatan
untuk berada dekat dengan orang-orang yang kita sayangi.
Terlebih lagi, kita juga harus mensyukuri nikmat bahwa sekarang ini,
kita bisa berada ditempat yang aman damai nyaman tentram, sentosa….:)
tak bisa dibayangkan jika kita berada disuatu tempat nunjauh dimata,
dinegeri antah berantah seperti mas pralangga
yang untuk mencapai kampung halamannya harus melewati separuh belahan bumi,
dengan kondisi perang perang perang dan perang…
satu hal lagi yang perlu kita syukuri teman-teman,
berbangga hatilah, dan berbahagialah kita bahwa sampai saat ini
kita masih bisa kuliah dan belajar dengan nyaman..
ga' seperti anak-anak yang saat ini berada di Liberia, Iraq, atau tempat-tempat manapun yang sedang dilanda perang.(*)


By : Nawang Fatma Putri
(penulis adalah Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadyah Yogyakarta